Daisy
Hari ini 31 july , tanggal yang terindah dari setiap tanggal yang ada, dan untuk sebuah cerita yang akan kuawali dengan kisah yang hingga nanti tak ku ketahui kapan ujungnya, hari ini hujan turun pertama kali di kota kecil yang sangat ku banggakan ini, kota indah tempat kelahiranku yang setelah sekian lama dilanda kemarau dan angin kencang. Cuaca sedang tidak bersahabat setengah tahun terakhir, tapi hari ini semuanya dibenamkan dengan hujan walau hanya sebentar, angin dingin nan sejuk menusuk keseluruh tubuhku membawa kesegaran, rintikan nya juga membasahi seluruh sudut, jalan dan tanah yang kering menjadi basah dan mulai tampak tergenang, pepohonan yang kering menjadi segar dan semuanya tampak indah kembali, sungguh membawa berkah yang luar biasa, aku senang melihatnya.
" Hujan? "
Ya hujan. Aku selalu bahagia saat mengingatnya, entah kapan ini bermula, yang pasti aku suka kesejukannya , aku suka suara rintikannya yang jatuh ke atap-atap bagunan, suaranya membawa ketenangan dan kedamaian bagiku seperti lantunan-lantunan nada yang selalu ku dimainkan disaat ku merasa gelisah, ingin rasanya tubuh ini ku tuntun untuk ikut serta merasakan begitu bahagianya saat tetesan-tetesan itu mengenai wajahku dan membasahi seluruh bagian tubuhku, membaluti semua kepiluan yang ada di ubun-ubunku. Ku tatap kembali wajah itu dan dia tersenyum padaku, aku pun mambalas senyum itu dengan perasaan lega, ku yakin dia tahu maksud dari semua ini, aku selalu bahagia ketika hujan turun dan itu juga bersamanya.
Sejenak aku kembali berpikir, mungkinkah ini bertahan sampai esok hari? Apa ini awal dari musin hujan pada tahun ini? Atau hanya penyejuk sejenak, apapun bisa terjadi, bukankah ini saja sudah membawa kebahagiaan, dan kurasa ini cukup untuk ku. Aku kembali memasukan beberapa sendok ice cream kedalam mulutku, begitu juga yang lainnya, sekotak untuk bersama, kami menghabiskannya hanya dalam waktu yang singkat saja.
"Aku mau yang coklat, kalian abisin aja yang cream nya!" kata ku memecah keheningan.
"gak gak gak, aku abisin semuanya" sahut Aga sambil merebut ice yang ada di tangan ku.
"Yang coklat tinggal sikit lagi, ayolah gaa!" rebut ku kembali. Dan tepat sendok coklat terakhir mendarat di mulut ku, dan mereka semua menertawa kan ku, dan ku kira tak ada yang lucu. Aku mengabaikan mereka dan kembali ku alihkan pandanganku ke story yang kubuat di akun instagramku pada layar Handphone milik ku sendiri, dan ku dengar mereka kembali tertawa.
Kembali ku abaikan tawa yang lebih tepatnya seperti ejekan yang di utarakan padaku, kembali ku alihkan pandanganku pada jalanan kota dan dedauan yang basah, hujan masih saja turun, langit juga masih sangat gelap, orang-orang diseberang jalan ramai bertesuh pada gedung kosong tak bertuan tepan di depan pandanganku, rasa khawatir tergambar jelas pada raut wajah mereka, dapan ku pastikan kembali mereka terjebak hujan yang sangat ingin mereka akhiri.
Lain halnya dengan para anak-anak, mereka malah sangat asik memainkan rintikan hujan yang turun dari atap gedung tersebut sesekali gadis kecil itu menjulurkan kaki nya kedalam ramainnya hujan untuk sekedar merasakan basah dan sejuknya kota pada hari itu, kurasa dia menyukaiinya, itu terlihat jelas dari raut wajahnya.
Aku selalu memerhatikan situasi dan kondisi disekitar ku, aku hanya diam dan mendengatkan setiap ucapan yang keluar dari mulut mereka dan membaca ekspresi yang tergambarkan dari raut wajah mereka pula, ya itulah yang sering aku lakukan, dibandibgkan ikut mengobrol dan basa-basi, aku lebih memilih menutup mulutku dan membuka mata serta telibgaku, karena ku rasa itu akan lebih baik.
"Oh tuhan, kenapa mereka lama sekali"
Benar lagi-lagi aku harus menunggu, menunggu sesuatu yang sangat menyebalkan dan juga tak pernah pasti, memboarkan waktu berjalan dengan percuma, kembali ku otak atik handphone di tangan ku, memnidurkan kepadaku pada dinding dingin ini, kembali ku putar wajahku pada jam tangan hitam yang sangat indah menurutku, karena itu milik ku. Aku mulai kesal dan tidak sabar, ooooh aku sungguh sangat kesal.
Komentar
Posting Komentar