Part dua , 2 WHO IAM LOVE

                                                       ��

Bel istirahat pun telah berbunyi, wajah- wajah mungil penuh penat,letih,dan jengkel pun berubah seketika menjadi sangat bersemangat, senyum yang indah mereka tebarkan kesegala arah, guru perlahan meninggalkan kelas tersebut. Anggi mendekati nayla yang sedang asik mengumpulkan buku - bukunya, dan meletakkannya ke dalam laci mejanya, Nayla bangkit dari kursinya dan mendapati Anggi yang sedang mematung di hadapannya.
   " mau ke kantin?  " tanya Anggi dengan tampak dingin dan tanpa ekspresi.
   " iya, ada perlu apa? " tegas Nayla memberi respon terhadap pertanyan dari gadis yang lebih tinggi darinya itu.
  " Siska sakit,"
   " kamu gak dengar tadi ica bilang apa ke buk sri, kenapa nanyak balik ke aku" Nayla meninggikan nada suaranya.
  " iya sih, trus dia sakit apaan? "
  " mana aku tau" acuhnya
  " jadi kamu gak tau siska sakit apa"
  " kamu apaan sih nanyak- nanyak mulu, awas aku mau pergi, laparrr " Nayla menarik lengan Anggi yang menghalangi jalannya,seketika tubuh anggi yang tertarik ke belakang.
  " Nayla kamu kasar banget sih, kan aku nanyaknya baik - baik " kesal anggi,tapi Nayla terus berlalu meninggalkan anggi yang diam mematung di tempat yang sama.
   " berantem lagi buk? " goda alex, yang berada di belakang anggi,
   " permisi kami mau lewat, maaf" tegas ridho lagi bersama para lelaki lain.
   " oh maaf maaf, silahkan, " jawab Anggi dengan sedikit senyuman ramahnya,
   " Anggi, loe gak ikutan ke kantin? " tanya alex lagi sambil berjalan menuju pintu kelas
.  " yang lain uda duluan, jadi uda males pigi sendirian " anggi kembali ke mejanya dengan perlahan
   " yaudah yok ikut kami aja, gak masalah kan? " alex kembali mendekati anggi
   " gak usah kalian pergi aja, aku lagi males, bye " anggi menjatuhkan kepalanya diatas meja, dan menutup bagian wajahnya yang terbuka dengan sebuah buku pelajaran, entah apa yang sedang terjadi dengan gadis itu.
Tanpa menghiraukannya lagi alex,ridho, rizki dan beberapa pria lainnya berlalu meninggalkan kelas dan menuju " kantin kejujuran " begitulah para siswa menyebut tempat tersebut.
Langit masih mendung, gerimis juga menemani kekelaman cuaca pada hari ini, seluruh siswa hanya menggunakan kantin sebagai tongkrongan jika cuaca tidak mendukung mereka untuk pergi ketempat lainnya.
Biasanya tempat yang paling sering di kunjungi saat waktu istirahat adalah taman sekolah, lapangan olahraga , dan taman membaca.
 
Tetapi dengan kekesalan yang harus diterima dengan ikhlas, para lelaki itu betpisah dan memilih tempat mereka masing- masing  lainnya, Alex, Ridho, rizky dan Rangga berjalan menuju kesebuah meja kantin yang hanya terdiri dari 4 kursi, tepat disamping rak mieso kan ina, langganan mereka. " kak biasaya 4 porsi " teriak alex dengan giranggnya
" kak basonya yang banyak" sambung rizky lagi
" siap den, tunggu sebentar ya
" siap kakak. Hahaha " jawab mereka serentak. 

kelas XII IPA1 adalah sebuah kelas inti yang dihuni oleh 32 orang siswa dengan jumlah siswa laki- laki12 siswa, dan siswa perempuan berjumlah 20 siswa . Kelas yang sangat di kagumi oleh penghuni siswa - siswa kelas lainnya,  juga yang paling di banggakan oleh para guru.

Sambil menantikan pesanan yang akan segera datang mereka ber empat saling bersenda gurau dan berbagi lelucon atau pengalaman mereka,
" pesanan datang" teriak kak ina membawa pesanan dan tampak sedikit senyuman di sudut bibir wanita itu, " wah cepat banget kak, hahai " rizky tertawa dengan nada yang menggelikan.  " yaudah cepetan makan entar kebiru dingin, ya gak kak?  " terang ridho.  " kebbbuuuuruuu..... " tegas mereka lagi serentak. " yaelah,  itu loh maksudnya" tersirat senyuman locik disana.
" udah udah, ini teh angetnya,  selamat makan "  kak ina pergi meninggalkan keempat lelaki usil itu, mereka melanjutkan perbincangan sambil menghabiskan makannan mereka, tiba - tiba sebuah suara keras terdengar disebelah kiri dari tempat alex dan kawan - kawan berada. Terdengat seperti sebuah kirsi yang terbanting. Dugaan yang tepat, seperti yang telah di pikirkan para preman sekolah kembali membuat ulah dengan menyakiti selah seorang adik kelas mereka.
Ya, lelaki tinggi berotot dan bertato,  dengan warna kulit coklat yang sanagt seram jika dilihat sepintas, dialah Roby.  Siswa kelas XII IPS 2 yang tiada hari tanpa kegaduhan dalam kehidupannya.
 
Rangga yang mengetahui hal tersebut pun bangkit dari kusinya dan memdekat menuju tempat kegaduhan dan disana telah betdiri tegak seorang pria bertato yang dikenal pasti itu dia Roby, semua bola mata tertuju pada gerakan Rangga yang perlahan mendekat seakan mereka tak menyangka akan kehadiran pria tampan yang juga sangat disegani oleh seluruh siswa.
" lepaskan anak itu, " seru Rangga
" heh, lepaskan?  Apa urusan loe ? " jawab roby kesal
" gue bilang  lepas,  cepat " Rangga berteriak geram sambil menahan kekesalannya, "  gak usah ikut campir urusan gue, ngerti " jawab Roby bahkan tanpa melirik sedikitpun kewajah Rangga.
Tangan Rangga berlahan membentuk sebuah gumpalan dan siap untuk diangkat, dan seketika " puuukkh" sebuah hantaman keras berlabuh dipipi Roby,  tubuhnya sedikit tertolak ke belakang segaris luka telah muncul dan langsung membengkak mengeluarkan cairan merah. 
Semua orang sadar pukulan itu berasal dari Rangga, saat Roby hendak membalas pukulan, Rangga kembali mengirimkan beberapa pukulan kebagian wajah dan perut Roby. Bukannya memisahkan pekelahian itu seluruh siswa memilih untuk pergi meninggalkan tempat kejadian perkara
, ridho,  rizky dan alex yang.baru  menyadari hal itu lansung berusaha memisahkan para jagoan itu, sementara itu Rangga telah melepaskan sangat banyak pukulan kearah Roby yang hanya bisa menahan. Tak mampu baginya mengalahkan kekuatan Rangga yang sangat liar biasa itu, Ridho meraih bahu Rangga yang bidang dan segera memisahkan mereka, sebelum ada guru yang tau kejadian ini,
" Rangga berhenti, " bujuk Ridho
" Rangga, berhenti sebelum kita dapat masalah lagi, kalau mau berkelahi jangan disini tempatnya, ini sekolah coy" tegas Rizky
" oke lepasin gue" teriak Rangga memaksa
" uda ribuan kali gue bilang sama loe, jangan pernah ganggu murid- muid disini  lagi, kalau mau sok jagoan jangan disini, gue siap layanin loe di luar, awas gue liat loe sekali lagi gini, abis loe" singkat kata itulah yang diucapkan Rangga dengan pehuh kekesalan , Roby yang telah dipenuhi luka hanya dapat tertiduur kesakitan dilantai kantin yang dingin.
" loe tunggu Rangga, masalah kita belum berakhir, gue baklan abisin loe" ucap Roby dengan suara yang yerdengar menyimpan kesakitan. 

Mereka berlalu meninggalkan Roby,  dan bergegas menuju ruangan kelas, di koridor atas mereka berempat berpapasan dengan nayla yang juga hendak menuju kelas mereka, menyadari kehadiran keempat lelaki itu,  nayla mendekat dengan sedikit demi sedikit, berharap kehadirannya tidak menganggu. Lalu tiba - tiba...........  to be continue






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Forget Me Not | a Novel by Cherry Zhang

Aku(bukan)lah Pelangi

Kita tidak begitu akrab